RAKYAT.NEWS, POLMAN – Saat Pilkada Polewali Mandar (Polman) semakin dekat dan semakin ramai, tampaknya muncul fenomena yang merusak kepercayaan masyarakat, yaitu praktik perjudian taruhan di platform media sosial.

Praktik taruhan ini tersebar di berbagai platform terkenal seperti TikTok, menambah kegelapan pada kontes politik lima tahunan yang seharusnya menjadi wadah semangat demokrasi.

Contohnya, di akun TikTok Polmantoday, pada Rabu (6/11/2024), seorang pengguna dengan akun @ilhamamiruddin menawarkan taruhan sebesar Rp1 juta, mendukung pasangan calon nomor 1, Syamsul Mahmud – Andi Nursami Masdar (Assami).

Tidak butuh waktu lama bagi pengguna lain untuk merespons tawaran tersebut dengan antusias. “Saya siap,” balas akun @akuituapaya. Bahkan ada yang mengajak untuk meningkatkan jumlah taruhan dengan berkomunikasi secara langsung.

Fenomena taruhan sering muncul ketika tensi politik meningkat. Namun, taruhan yang terjadi di dunia maya kali ini membawa dampak negatif yang lebih nyata, bukan sekadar permainan. Taruhan terkait hasil Pilkada tidak hanya masalah uang; tetapi juga membahayakan integritas Pilkada, menyebar seperti virus dalam sistem demokrasi.

Dampak Buruk dari Taruhan Judi dalam Pilkada

  • Mengganggu Keutuhan Pemilu

Taruhan yang melibatkan pemilihan kepala daerah dapat merusak keutuhan demokrasi. Masyarakat menjadi tergoda untuk melihat Pilkada sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan finansial daripada menilai kandidat berdasarkan kemampuan atau visi.

Taruhan semacam ini mengalihkan perhatian dari proses politik yang jujur dan transparan menjadi perkiraan tanpa dasar yang menciptakan keraguan terhadap hasil Pilkada.

  • Mendorong Praktik Politik yang Tidak Etis

Di tengah praktik perjudian ini, muncul spekulasi yang bisa mempengaruhi opini publik. Taruhan digunakan sebagai alat untuk merusak reputasi kandidat atau memecah belah pendukung demi keuntungan kelompok tertentu. Hal ini memperburuk polarisasi politik dan merusak etika politik yang seharusnya dijaga.