RAKYAT NEWS, JENEPONTO – Ribuan massa pendukung salah satu paslon Bupati Jeneponto nyaris bentrok dengan petugas keamanan yang berjaga di Kantor Camat Kelara, tempat dimana rekapitulasi surat suara pilkada 2024 dilakukan.

Pantauan di lokasi, Sekira pukul 19.30 wita, ribuan massa masih terlihat mengepung kantor Camat Kelara, Minggu (1/12/2024).

Situasi sempat memanas hingga petugas mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak satu kali ke udara.

Massa meminta kepada Panitia Pemilihan Kecamatan ( PPK ) Kelara yang sedang melakukan rekapitulasi surat suara agar dihentikan untuk sementara waktu.

Massa juga meminta agar tempat rekapitulasi ditingkat kecamatan Kelara di pindahkan ke tingkat Kabupaten atau markas Polres Jeneponto.

“Saya minta dipindahkan ke Kabupaten, atau Polres karena lebih aman,” teriak salah satu warga.

Permintaan warga akhirnya disetuju untuk dinpindahkan, namun sejauh belum diketahui tempatnya, apakah di Kantor KPU atau Markas Polres Jeneponto yang dinilai lebih aman.

Massa sudah mulai lega setelah permintaanya disetujui dan setelah dipindahkan, daftar hadir tersebut yang ada didalam kotak disetujui akan dibuka secara transparan.

Saat ini ribuan massa masih mengepung kantor Camat Kelara, untuk menunggu kotak suara dipindahkan.

Sebelimnya diberitakan, mereka menduga ada kecurangan pihak Kelompok Panitia Pemungitan Suara ( KPPS ) 02 Kelurahan Tolo pada pencoblosan 27 November lalu.

Oknum KPPS tersebut diduga menandatangani kehadiran sejumlah wajib pilih pada daftar pemilih, termasuk Daftar Pemilih Khusus (DPK) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) saat pemungutan suara 27 November lalu.

Mereka meminta, daftar hadir tersebut dibuka, namun menurut informasi, ketua KPU Jeneponto Asmin, S, menginstruksikan ketua PPK Kelara untuk tidak membuka daftar hadir tersebut.

Saat rekapitulasi berlangsung di Kantor Camat Kelara, Panwascam Kelara menemukan kejanggalan, termasuk tanda tangan kehadiran yang sama untuk 118 wajib pilih di TPS 02. (*)