“Saya selaku salah satu kandidat selalu menyampaikan untuk menjunjung tinggi kompetisi yang sehat dan sportif. Jangan bertindak curang, saya mau jadi gubernur bukan atas nafsu berkuasa, melainkan panggilan pengabdian. Saya mau membangun Sulsel Baru yang lebih sejahtera dan makmur. Saya maju pun ingin memberikan pencerahan demokrasi yang sehat,” jelas pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar.

Menurut NH, masuknya Pilgub Sulsel dalam zona merah alias rawan konflik merupakan cambuk bagi seluruh pihak untuk membuktikan kekeliruan cara pandang pusat. Pihaknya pun mengaku tersinggung dengan label zona merah itu. Pasalnya, orang-orang Sulsel diketahuinya merupakan orang-orang baik yang cinta damai. Kearifan lokal di Sulsel telah banyak mengajarkan perdamaian dan cinta kasih.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Umar Septono, sependapat dengan NH soal zona merah. Diharapkannya bantuan seluruh masyarakat Sulsel untuk membuktikan bahwa daerah ini layak dikategorikan zona hijau. Terlepas dari itu masuknya Sulsel sebagai zona merah, kata dia, membuat pihaknya mempersiapkan segala sesuatunya secara optimal. Polda Sulsel diakuinya menyiapkan antisipasi solusi atas segala kemungkinan terburuk.

“Soal zona merah itu, kita harus buktikan itu tidak benar. Inilah salah satu ikhtiar (mendatangi Kantor DPD I Golkar Sulsel untuk bersilahturahmi),” terang mantan Kapolda NTB itu.

Umar menegaskan zona merah itu biarkan menjadi pemacu untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi. Diserukannya juga agar seluruh elemen masyarakat berdoa untuk kebaikan Sulsel memasuki tahun politik. “Selain ikhtiar, paling penting yah berserah diri. Toh yang menentukan segala sesuatunya adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai manusia, kita hanya bisa berikhtiar,” pungkasnya. (***)