Prof Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa tingginya elektabilitas Andi Sudirman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti reputasinya sebagai pemimpin yang peduli pada rakyat, bersih dari korupsi, telah terbukti kinerjanya, serta berpendidikan.

Survei juga menyoroti bahwa sebagian besar responden lebih memilih putra daerah sebagai calon gubernur dengan perbandingan 53,6 persen mendukung putra daerah dan 45,1 persen tidak mempermasalahkannya.

Dari hasil survei ini terlihat bahwa paslon Andi Sudirman-Fatma sulit untuk dikejar mengingat tinggal 7 hari menuju hari pencoblosan.

Survei ini bertujuan untuk melihat sikap dan perilaku calon pemilih di Sulawesi Selatan, untuk mengetahui dukungan politik elektoral dan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pilihan mereka, serta melihat persepsi warga seputar isu-isu terkini.

Prof Armin Arsyad seorang pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, menyatakan bahwa hasil survei Indikator ini mencerminkan stabilitas pemilih.

“Dengan jarak suara yang jauh sudah sangat sulit lagi mengejar elektabilitas Andalan Hati. Bahkan besar kecenderungan 11 persen suara pemilih yang belum menentukan pilihan bakal menjatuhkan pilihannya ke Andi Sudirman-Fatma,” kata Prof Armin.

Menurutnya, pemilih yang belum memutuskan pilihan cenderung memilih pemenang untuk ikut serta dalam hasil akhir.

“Jadi perkiraan saya, elektabilitas Andalan Hati bisa mencapai 70 persen atau lebih,” kata dia.

Apalagi, selama ini Andi Sudirman menunjukkan konsistensinya dalam berbagai kampanye dengan cara yang sangat simpatik serta menunjukkan kredibilitasnya sebagai pemimpin yang sangat dekat dengan rakyat.

“Kualitas kepemimpinan inilah yang membuat Andi Sudirman dengan cepat meraih simpati warga Sulsel. Ditambah lagi dengan akumulasi kerja nyata yang ditorehkanya selama menjabat gubernur Sulsel, seperti pembangunan infrastruktur, pembangunan masjid dan bantuan bencana di mana Andi Sudirman langsung hadir di lokasi,” tandasnya.

YouTube player