Tidak kalah dari Iwan Budianto, Prof Taruna Ikrar merupakan sosok tokoh muda bersinar yang pernah dikader oleh NH. Karir Prof Taruna Ikrar sangat cemerlang. Salah satu nominator penghargaan Nobel 2016 itu kini berstatus Guru Besar dan Dekan di Biomedical Sciences, The National Health University, California, Amerika Serikat (AS). Ia mengaku NH merupakan sosok senior yang banyak membantunya semasa aktif di HMI.

Langkah NH bertarung pada Pilgub Sulsel 2018 diyakini Prof Taruna Ikrar membuat Sulsel lebih baik lagi. Bukan hanya karena faktor ketokohan dan jaringan luas yang dimiliki Ketua Harian DPP Golkar itu. Komitmen dan kepedulian termasuk prinsip tumbuh bersama ala NH dipercaya menjadi kunci kesuksesan mendorong pembangunan dan perekonomian daerah. Itu selaras dengan visi Sulsel Baru yang lebih berkeadilan.

“Beliau (kepemimpinannya) komprehensif. Sangat baik beliau. Kalau dipercaya pimpin Sulsel, saya yakin bisa bawa Sulsel menjadi provinsi yang disegani, terhormat, dan masyarakatnya makmur. Prinsip NH untuk mensejahterakan masyarakat sudah banyak bukti dalam skala kecil,” kata ujar Prof Taruna, beberapa waktu lalu.

Kemampuan NH membesarkan orang turut dibenarkan oleh mantan Ketua BKD Makassar, Sittiara. Ia menjadi salah satu saksi hidup salah satu saksi hidup, bagaimana NH membesarkan sejumlah tokoh yang sedang naik daun saat ini. “Ini bukan cerita bohong. NH itu paling pintar mengkader orang. Kalau sudah menjadi kader NH, pintu-pintu untuk maju selalu disiapkan NH untuk kadernya.”

Sittiara menyebut sejumlah nama yang dahulu adalah kader NH dan tumbuh menjadi tokoh bersama dengan mantan Ketua PSSI itu. Mereka antara lain yakni mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin; Wagub Sulsel Agus Arifin Nu’mang; Anggota DPD RI Ajiep Padindang; Anggota DPR RI Hamka B Kady dan Bupati Polman, Ibrahim Masdar.

Pengakuan Sittiara diperkuat oleh Sekretaris Jenderal DPP Hanura, Sarifuddin Sudding, yang menyebut kebiasaan mappatuo tau sudah menjadi karakter NH. Karakter tersebut menjadi identitas pada diri NH dalam memimpin berbagai organisasi. Mulai dari Puskud, Inkud, Dekopin, PSSI, Golkar dan ICA Asia Pasific.