Catatan Jurnalis Tentang Cakka: Berbaur Tanpa Ada Sekat dengan Rakyatnya
“Hancur saya. Goyangannya bikin tobat. Sudah terasa lama sekali perjalanan. Masih jauh kah. Kalo masih begini, tobat saya menginjakkan kaki ke Latimojong,” keluh saya kepada teman-teman.
Sepanjang jalan di Kecamatan Latimojong kala itu bagi saya memang masih terbilang menantang dan melelahkan. Jangankan kendaraan roda empat, roda dua sejenis motor trail pun harus bersusah payah menembus ganasnya medan yang kadang terjal dan menikung tajam. Salah oper gigi, bisa-bisa masuk jurang.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan sekira 12 jam, kami pun tiba di ibukota Kecamatan Latimojong. Semua basah. Tidurpun harus dengan pakaian basah. Sesekali saya mencoba menghibur diri dengan memeluk senior saya, Irwan Musa. Yang membuatnya kadang berteriak. “Sama-samaki batangan dayat,” kata Irwan dengan nada kesal saat suara jangkrik kian bersahutan petanda malam semakin larut.
Yang jadi pertanyaan bagi saya adalah seperti apa perasaan dan fisik orang nomor wahid di Kabupaten Luwu itu. Menjajaki pelosok negeri dengan mengendarai motor sendiri. Tak ada pelayanan khusus dan lebih. Tanpa protokoler. Mengalir begitu saja sesuai permintaan rakyat.
Ketika hujan, kebasahan dan kedinginan. Ketiga terik, kepanasan. Ketika jalan berlumpur, jangan coba di belakang atau sampingnya, pasti Anda akan kotor. Sebab, salah satu keusilan dan cara beliau menghibur rombongan adalah berpura menunggu rombongan dan jika sudah dekat maka menancap gas motornya sehingga otomatis lumpur berhempasan dan mengotori siapa saja di dekat beliau.
Di tempat tujuan terkadang harus tidur beralaskan sarung. Sekaligus sebagai penghangat tubuh. Saat jamuan makan, semua berbaur tak sekat. Sungguh berat pengabdian yang diberikan kepada rakyat. Jika belakangan ini banyak bermunculan berita pejabat merasakan goyangan menuju pelosok negeri, maka itu hanyalah cerita yang dibuat-buat. Sebab, jika melihat style parlente dengan baju kain rapih berpadukan sepatu pentopel, bahkan ada dengan pasilitas helikopter, maka saya yakin bahwa mereka tidak mampu melakoni apa yang dilakukan.
Tinggalkan Balasan