Panik! Survei IYL-Cakka Melejit, Black Campaign “Gentayangan”
Untuk melindungi rakyatnya, IYL juga membentengi. Salah satu yang banyak diakui oleh warga, yakni mengeluarkan kebijakan fenomenal tidak boleh membeli tanah sejengkal pun jika ber-KTP Gowa. Itu dimaksudkan, agar mereka yang berduit tidak leluasa merampas hak rakyat.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Dr Moch Sabri AR menuturkan, IYL-Cakka sangat riskan akan dijadikan sasaran kampanye hitam jika melihat tren surveinya yang terus menanjak.
Menurut Sabri, kompetitor IYL-Cakka bakal berusaha juga mendongkrak keterpilihannya. Malah memungkinkan ada yang menghalalkan segala cara, seperti memassifkan kampanye hitam untuk menjatuhkan rivalnya.
“Terkait dengan black campaign dan semacamnya saya kira sangat terbuka ruang untuk itu ke IYL-Cakka. Meskipun memang itu dilarang dalam etika politik, tapi itu harus diwaspadai,” kata Sabri AR.
Sabri menjelaskan, meskipun terbuka ruang untuk menjatuhkan tren politik IYL-Cakka, tetapi masyarakat sudah cerdas dalam membedakan mana cara berpolitik yang sehat dan tidak.
“Siapapun yang teratas itu sangat memungkinkan untuk diserang dari model-model black campaign. Tapi publik juga harus tahu hal seperti itu sesuatu yang tidak terlalu mempengaruhi cara pandang publik,” paparnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, sebagai kandidat calon kepala daerah harus mengedepankan sikap sportifitas dalam berkompetisi. Jangan hanya demi meningkatkan tren elektabilitasnya rela melakukan segala cara yang dapat merugikan pihak lain.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto menuturkan, black campaign dalam kontestasi perpolitikan bukan menjadi hal yang baru. Sehingga, siapapun yang mendapatkan tren baik akan menerima tekanan-tekanan dari pihak lain yang menjadi kompetitornya.
“Black campaign ataupun negative campaign merupakan bagian dari metode kontestasi elektoral, dari sistem politik yang liberal,” kata Luhur.
Tinggalkan Balasan