Makassar, Rakyat News – Calon Gubernur Sulsel nomor urut satu, Nurdin Halid menghadiri silaturahmi dan dialog relawan koperasi di Hotel Aswin, Jalan Gunung Latimojong, Makassar, Minggu (8/4) malam. Dalam kesempatan tersebut, NH memaparkan idenya terkait ekonomi kerakyatan di hadapan para insan koperasi.

Pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar dalam Pilgub Sulsel menegaskan, majunya pada kontestasi politik kali ini karena timbulnya rasa jengah terhadap kondisi kesejahteraan rakyat. Meski pertumbuhan Sulsel di atas rata-rata nasional, imbuh NH, provinsi ini terburuk keempat dalam gini ratio (skala kesenjangan).

“Kita orang koperasi anti dengan kesenjangan. Pembangunan selama ini berpusat di kota dan cenderung mengabaikan kampung. Itulah saya bersama Ustad Aziz ingin kembali untuk membangun di kampung,” jelasnya.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia ini menyebutkan pula, kondisi ini turut dipengaruhi oleh penerapan sistem ekonomi yang condong menganut paham liberal/kapitalis. Sehingga, proses perekonomian kerap diatur dengan mekanisme pasar.

“Ini tidak cocok dengan konstitusi kita. Pasal 33 UUD 1945 yang tepat, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan,” urainya.

Karena itu, mantan Puskud Hasanuddin ini berkomitmen untuk menjadikan Sulsel sebagai kiblat daerah percontohan untuk penerapan full Pasal 33 UUD 1945. Sederet gagasan dicetuskan, mulai dari mengubah Bank Sulselbar menjadi Bank Rakyat Sulsel yang ikut dimiliki oleh tiap masyarakat hingga bantuan pinjaman modal tanpa bunga dan agunan.

“Banyak yang bilang programnya tidak realistis, memang tidak kalau orang yang tidak paham. Di AMPI, saya pernah buat Gerakan Pembaharuan Ekonomi Lemah. Ratusan juta disiapkan dana, diberi ke pedagang kecil di pasar tanpa ada bunga dan jaminan. Itu belum gubernur, apalagi kalau sudah punya kewenangan tanda tangan,” bebernya.