Dijelaskan lebih jauh, hubungan yang sudah mengakar itu, membuat tim IYL-Cakka loyal dan sangat militan. Bahkan tidak hanya membawa suara pribadi, namun bekerja untuk memenangkan duet nomor urut 4 ini secara luas.

“Jadi orang-orang ini mampu menyebar ‘virus’ keberpihakannya kepada Ichsan. Hal-hal seperti ini memang sangat sulit untuk dijaga dan dimiliki kandidat lain,” kata dia.

Hal ini terbukti dari beberapa tokoh yang setia dibarisan IYL-Cakka. Misalnya Anggota DPD RI Bahar Ngitung yang rela dipecat oleh Partai Hanura, serta elit PPP dan PAN yang rela berseberangan dengan usungan partainya.

Kedua, IYL-Cakka memiliki strategi politik yang matang. Meskipun secara umum semua kandidat memiliki strategi, tapi Ichsan YL memiliki pengalaman tanding dan dinilai paling mengetahui sosial politik di Sulawesi Selatan.

Dr A Iqbal mengatakan, selama dua periode Syahrul Yasin Limpo (SYL) terpilih sebagai gubernur, tidak lepas dari campur tangan IYL. Bahkan disebut-sebut ‘otak’ dari kemenangan SAYANG.

“Dan yang harus dipahami, bisa saja ada hal yang dimiliki pak Syahrul untuk menggaet pemilih dan tidak dimiliki Ichsan YL selama ini. Namun tidak menutup kemungkinan itu digunakan Ichsan, kemudian mampu mepertahankan bahkan mendongkrak elektabilitasnya,” tandasnya.

Sebelumnya, Peneliti LSI, Fitri Hari mengurai, berdasar potret prilaku pemilih jelang pencoblosan, posisi IYL-Cakka unggul melebihi batas marjin of error dalam survei kurang lebih 3,8%. Sedangkan NH-Aziz dan NA-ASS yang berada di posisi kedua dan ketiga, bersaing ketat dan selisihnya di bawah 1%.

Selain LSI, empat lembaga lain juga sudah mempublish temuannya dengan menempatkan IYL-Cakka di posisi pertama. Mulai Poltracking, Indo Survei Strategi, Sinergi Data Indonesia, serta Jaringan Suara Indonesia.