MAKASSAR, RAKYAT NEWS – Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan), berkomitmen melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan. Bila kelak terpilih, Dilan menggaransi IDI akan diberikan ruang besar untuk berkolaborasi dengan pemerintah kota dalam mendesain dan mengawal program-program kesehatan.

Deng Ical-sapaan karib Dr Syamsu Rizal, menyampaikan bidang kesehatan merupakan sektor vital dan menyangkut kepentingan umum. Diperlukan sinergitas pihak-pihak terkait dan salah satu yang paling krusial adalah dokter. Olehnya itu, meski Dilan sudah menyusun sederet program kesehatan progresif, pelibatan IDI tetap menjadi keniscayaan.

“Insya Allah, jika memang diberi amanah memimpin Makassar, IDI akan mendapatkan ruang yang lebih besar dalam mendampingi pemerintah kota guna mensukseskan program-program kesehatan. Toh, tujuan kita sama yakni meningkatkan layanan kesehatan dan mewujudkan masyarakat sehat,” ucap Deng Ical, Senin (24/8/2020).

IDI sebagai organisasi profesi, menurut Deng Ical, memiliki SDM yang tidak perlu diragukan. Ia yakin sebenarnya banyak gagasan cemerlang dari IDI yang dapat dijalankan pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan dan mewujudkan masyarakat sehat. Hanya saja, mungkin selama ini pelibatan IDI masih belum dimaksimalkan.

Pasangan DI, dr. Fadli Ananda yang karib disapa Dokter Pade, manambahkan termasuk sejumlah program Dilan, seperti Jaminan Kesehatan Terpadu Berbasis Digital (Jaket Dilan) dan Satu Dokter Satu RW (Si Dora) akan turut dikawal oleh IDI. Bisa saja, organisasi profesi dokter memiliki formulasi yang lebih ideal yang dapat menyempurnakan program kesehatan Dilan.

“Kalau memang perlu direvisi atau ada desain program yang lebih baik untuk penyempurnaan, kita terbuka dan di situlah kami harap IDI terlibat. Kita mau ke depan IDI benar-benar dilibatkan dan bisa berkontribusi dibandingkan sebelumnya,” ujar Dokter Pade yang dijuluki milenial saleh ini.

Selama ini, keterlibatan IDI oleh pemerintahan memang belum maksimal. Organisasi profesi ini terkesan hanya dimintai saran dan pendapat. Rekomendasi IDI belakangan terkadang gugur di tahap perencanaan sehingga tidak dieksekusi. Dilan menginginkan ke depan IDI harus dilibatkan langsung dalam perencanaan yang berkaitan dengan bidang kesehatan.

“IDI jangan sebatas dimintai saran sebagai organisasi profesi, baiknya dilibatkan langsung dalam perencanaan program. Tidak apa-apa kok, toh mereka ini tahu apa yang menjadi permasalahan di lapangan sehingga kebijakan yang diambil betul-betul tepat guna, solutif,” tambah pengurus NU Sulsel ini. (*)