Makassar, Rakyat News – Bakal Calon Gubernur Sulsel, Abdul Rivai Ras (Bro Rivai) menentang penggunaan guru besar sebagai alat politik oleh pasangan Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) dan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS).

Pelopor dan pendiri Universitas Pertahanan (Unhan) ini‎ menyayangkan strategi politik dua pasangan calon tersebut karena dianggap telah mencederai dunia akademik dengan mencaplok simbol professor sebagai alat pencitraan semu.
‎‎
‎”Kalau hanya sekedar gelar akademik, itu sah-sah saja sebagai pembuktian bahwa seseorang telah melalui berbagai jenjang pendidikan. Tapi kalau simbol guru besar ini digunakan dalam politik dan digambarkan seolah-olah seperti dewa, itu tidak mendidik sama sekali dan mencoreng dunia kampus,” kata Bro Rivai, Minggu (17/12/2017).

Menurut Dosen Pascasarjana Universitas Pertahanan dan Univeristas Indonesia ini, penggunaan simbol guru besar sebagai tagline dan spirit bagi pendidikan politik yang baik sesungguhnya tidak masalah. Namun bila menjadi bagian dari permainan politik, apalagi disinyalir gelar tersebut adalah hasil praktik transaksional, maka hal demikian sangat berbahaya bagi kelangsungan dunia akademik.

“Demikian pula ketika para Professor dan tokoh agama juga dijadikan alat legitimasi dan strategi politik untuk menghilangkan jejak luka lama atau sejarah kelam yang buruk. Sungguh itu sangat mengkerdilkan status guru besar yang merupakan simbol kebenaran, kejujuran dan kecerdasan. Mengapa? Karena ditunggangi untuk kepentingan politik praktis,” tandasnya. (*)