Bantaeng, Rakyat News – Bakal Calon Gubernur Sulsel, Nurdin Halid (NH), melakukan sosialisasi sekaligus memenuhi undangan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Baji Minasa, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng, Sabtu, 16 Desember. Di markas rivalnya yakni Nurdin Abdullah, NH membeberkan alasannya maju pada Pilgub Sulsel dan memperkenalkan sederet program pro-rakyat.

Di hadapan masyarakat Bantaeng, NH juga mengungkapkan alasannya getol blusukan hingga ke pelosok desa. Bukan demi pencitraan, melainkan untuk melihat kondisi dan menyerap aspirasi masyarakat. Interaksi langsung dengan masyarakat pun membuat hubungan antara pemimpin dan rakyat bisa tumbuh. Dengan begitu, ia dapat merumuskan program pro-rakyat yang paling sesuai kebutuhan.

“Bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, saya mengunjungi pelosok-pelosok daerah di Sulsel untuk melihat kondisi kehidupan masyarakat. Dengan demikian, saya bisa tahu apa yang dibutuhkan masyarakat dan merumuskannya dalam program pro-rakyat. Lagi pula, kalau tidak kenal kan tidak sayang, makanya saya turun langsung,” kata NH, Sabtu, 16 Desember.

Ketua Harian DPP Golkar itu menegaskan seluruh program kerja yang dicanangkannya sangat realistis. Meski ada pihak yang menilai itu mustahil dan sebatas janji politik, NH berjanji merealisasikannya. Dalam prinsip hidupnya, ia mengaku tidak pernah memberikan janji yang tidak dapat ditepatinya. Pengalaman dan jaringan luas yang dimilikinya merupakan garansi terwujudnya program pro-rakyat.

“Saya pulang kampung bukan untuk mengejar kekuasan dan harta, tapi untuk mengabdi demi Sulsel Baru yang lebih makmur dan sejahtera. Saya tidak terbiasa memberikan janji yang tidak dapat saya laksanakan,” tutur Vice President International Cooperative Alliance (ICA) Asia Pasific itu.

NH memaparkan konsep trikarya yang dijabarkannya dalam program-program Sulsel Baru bermuara untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan pembangunan. NH menekankan program pembangunan harus dilakukan secara merata dan berkualitas. Dengan begitu, pembangunan di desa tidak lagi tertinggal jauh dibandingkan pembangunan di kota. Begitu pula dengan perbandingan kesejahteraan masyarakat desa dan kota.