RAKYAT.NEWS, GOWA – Wacana Husniah Talenrang bersama Darmawangsa Muin sebagai pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gowa 2024 kian menguat.

Menanggapi hal tersebut, CEO PT Duta Politika Indonesia (DPI)Dedi Alamsyah mengingatkan soal kesamaan prinsip untuk pasangan ini.

Kata Dedi, bersatunya pasangan di Pilkada Gowa bukan hanya lahir dari kekuatan pragmatisme politik, tapi perlu memperhatikan aspek kesamaan ideologi dan misi untuk menciptakan kebijakan yang efektif.

“Kalau pasangan terbentuk hanya atas nama kekuatan suara tanpa mempertimbangkan kesamaan prinsip seringkali berakhir pada pemerintahan yang tidak harmonis dan tidak efektif. Di tingkat daerah, pragmatisme politik seringkali lebih menonjol dalam pembentukan koalisi,” kata Dedi kepada rakyat.news beberapa waktu lalu.

Dedi menyoroti jangan sampai pasangan ini diciptakan atas ‘perkawinan paksa’ pragmatisme politik. Karena jika Husniah dan Darmawangsa dipasangkan dengan paksaan, akan mengakibatkan lahirnya kebijakan yang tidak sejalan nantinya.

“Koalisi kawin paksa tidak hanya berdampak negatif pada stabilitas politik daerah, tetapi juga pada kualitas pemerintahan. Ketika koalisi dibentuk tanpa landasan ideologis yang kuat, keputusan-keputusan strategis seringkali diwarnai oleh tarik-menarik kepentingan yang tidak sejalan,” ujar Dedi.

Kata Konsultan Politik yang akrab disapa Abangda ini, pasangan Ketua PAN Gowa dan Sekretaris Gerindra Sulsel ini mesti tetap menjaga kepercayaan publik dalam proses demokrasi di Pilkada Gowa.

“Koalisi kawin paksa juga berpotensi mengurangi kepercayaan publik terhadap proses demokrasi,” pungkas Dedi.