Konsep ini akan membentuk pembangunan di Sulsel yang didasarkan pada nilai-nilai unggul, adaptif, kompetitif, dan berakar pada kearifan lokal.

“Masyarakat yang berkarakter adalah mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, kejujuran, keadilan, serta kesesuaian antara kata dan perbuatan. Mereka memiliki pikiran yang maju (berbudaya), memegang teguh akhlak, adab, dan sopan santun (bermoral), serta memiliki daya saing yang tangguh dengan semangat pantang menyerah,” lanjutnya.

Menurut Ramli, pembangunan yang berlandaskan karakter di Sulsel tidak hanya berfokus pada aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga pada penguatan nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan masyarakat diantaranya adalah getteng (teguh), lempu (jujur), ada tongeng (ucapan yang benar), temmapasilengeng (tidak memihak), dan “Ten dolong buntu puang, sisan sisu’ta kaiyako, bo’bo’ta kaiyako”, yang mengandung arti bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan kesungguhan hati dan semangat yang kuat (peribahasa Toraja).

Selain itu, terdapat pepatah “Jarreki laloi siriknu siagang tappak nasalamak linonu siagang aheraknu. Punna nulakkakmo siriknu siagang tappaknu panrakmi antu linonu siagang aheraknu,” yang mengajarkan untuk mempertahankan martabat dan memperkuat iman, sehingga kehidupan akan bahagia di dunia dan akhirat. Namun, jika dua hal ini ditinggalkan, dunia dan akhirat kita akan hancur.

“Pembangunan ini mengedepankan pengembangan manusia yang unggul, mandiri, dan adaptif terhadap tantangan zaman, memastikan bahwa setiap individu berperilaku konsisten dengan prinsip-prinsip moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari,” beber Ramli.

“Dengan integritas sebagai elemen kunci, Sulawesi Selatan bertekad untuk terus melangkah maju dengan karakter yang kuat, menjaga nilai-nilai budaya dan moralitas, serta berkontribusi pada kemajuan bangsa yang lebih luas,” tambahnya.

Selain itu, MRR mengungkapkan bahwa ada delapan poin penjelasan mengenai misi yang akan dijalankan oleh pasangan petahana dalam Pilgub Sulsel.