Makassar, Rakyat News – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Sulsel langsung bergerak cepat pasca- Dewan Pengurus Pusat (DPP) mengeluarkan surat dukungan ke pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) di Pilgub Sulsel.

Ketua DPW Perindo Sulsel, Sanusi Ramadhan mengatakan, dengan adanya keputusan itu, maka Perindo Sulsel wajib memenangkan pasangan IYL-Cakka pada Pilgub Sulsel.‎

“Alhamdulillah, Pak Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo sudah menandatangani surat dukungan kepada pasangan IYL-Cakka. Itu dilakukan karena Perindo ingin berpartisipasi dalam Pilgub Sulsel 2018. Makanya, kita di Sulsel akan menindaklanjutinya. Kita perintahkan seluruh DPD di 24 kabupaten/kota di Sulsel, termasuk kepada kader dan simpatisan Perindo untuk memenangkan pasangan IYL-Cakka pada Pilgub Sulsel,” tegas Sanusi kepada wartawan, Senin (29/1/2018).

Sanusi yang juga mantan Ketua DPW Nasdem Sulsel menuturkan, untuk memenangkan IYl-Cakka, pihaknya akan segera melakukan konsolidasi dengan seluruh pengurus DPD Perindo se-Sulsel guna menindaklanjuti dukungan kepada IYL-Cakka.

“Kita akan segera kumpul dan konsolidasi. Seluruh pengurus DPW, DPD, kader, dan simpatisan Perindo di Sulsel untuk membicarakan dan membahas strategi memenangkan IYl-Cakka,” jelasnya.

Selain konsolidasi akbar, partai pendatang baru di Indonesia ini juga akan memperkuat koordinasi dan sinergitas bersama parpol pendukung lainnya. Terutama Tim Rumah Kita di Kabupaten/Kota.

“Kita juga terus berkoordinasi dengan tim pemenangan IYL-Cakka yang bernaung di bawah Rumah Kita, agar langkah dan strategi yang dijalankan terstruktur dengan baik,” tambahnya.

Untuk diketahui, dukungan Perindo ini bukan tanpa alasan. Selain keduanya punya kesamaan visi-misi dengan partai, juga pengalaman keduanya yang sudah teruji dipemerintahan. Begitu juga semenjak menjabat Bupati dua periode, IYL-Cakka tak pernah tersangkut kasus korupsi.

Selain itu, keduanya sangat pro-rakyat. Terbukti di masa kepemimpinannya sebagai kepala daerah, pembangunan sumber daya manusia terus digenjot. Bukan justru pembangunan fisik di perkotaan, tapi keropos di kampung-kampung.