Makassar, Rakyat News – Jelang penetapan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel oleh KPU, perlahan pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) ditinggalkan sejumlah pendukungnya.

Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya sebagian kader dan elit partai pengusung NA-ASS secara terang-terangan mendukung kandidat lain.

Legislator Senayan PKS, Tamsil Linrung misalnya, lebih terang-terangan mendukung pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahar Mudzakkar (NH-Aziz).

Hal yang sama terjadi di Partai Amanat Nasional (PAN), sejumlah elite PAN Sulsel hingga Kabupaten/Kota secara terang-terangan mendukung kandidat lain. Begitu juga sebagian timnya di daerah memilih mengalihkan dukungan. Termasuk dari keluarga dekat NA sendiri.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Syahrir Kariem menilai, hal ini terjadi karena tidak adanya partai yang ideologis yang membuat banyaknya fenomena politisi yang tidak konsisten mengikuti titah partai.

“Saya lihat Parpol sudah bergeser funsinya, dari instrumen demokrasi ke instrumen transaksional. Sehingga Ini juga yang membuat banyak kader yang keluar dari kebijakan partainya,” kata Syahrier, Jumat (2/2/2018).

Selain kader Parpol pengusung, sebagian tim pemenangan Nurdin Abdullah pun meninggalkan pasangan yang menggunakan tagline ‘Prof Andalan’ itu.

Adapun penyebabnya bisa jadi lantaran inkonsistensi Bupati Bantaeng itu. Termasuk kepercayaan masyarakat terhadap NA mulai terkikis.

Apalagi, pasca NA meninggalkan Tanribali Lamo, dan berpaling ke ASS, tidak sedikit pendukung NA yang kecewa lalu mengalihkan dukung ke kandidat lain.

Syahrir tak menampik pengalihan dukungan itu terjadi karena sikap NA dianggap tidak konsisten dengan keputusannya sejak awal.

“Jadi wajar kemudian jika banyak pendukung dan relawan meninggalkan NA-ASS,” pungkasnya. (*)