Makassar, Rakyat News – Fluktuasi ketercapaian target prestasi atlet mungkin tidak lagi bermuara pada kesalahan program latihan yang diterapkan pelatih, mengingat hampir semua pelatih adalah orang-orang professional yang telah mendalami profesinya puluhan tahun bahkan banyak diantara mereka adalah mantan atlet yang hebat pada masanya, dengan hal itu kita dapat memikirkan bahwa seorang atlet tidak hanya perlu untuk meminati suatu cabang olahraga, menjalani latihan-latihan yang sesuai dan kemudian dilakukan monitoring atas prestasinya hanya karena ungkapan bahwa “seorang atlet tidak dilahirkan, tetapi dibentuk”, namun juga perlu diketahui bahwa ada bakat lahir yang dibawa oleh setiap individu, bakat lahir yang dimaksud adalah potensi-potensi genetik yang dimiliki oleh setiap individu sejak mereka dilahirkan.

Gen adalah wadah yang menyampaikan semua faktor-faktor keturunan dari
orangtua mulai dari karakter fisik seperti tubuh yang tinggi, berkaki cepat, bertungkai panjang, jenis serabut otot dan sebagainya. Prestasi atlet dengan variasi genetik yang sesuai akan lebih baik daripada atlet lain yang menjalani latihan yang sama dengan motivasi yang sama namun tidak memiliki variasi genetik yang sesuai.
 
Variasi genetik terkait dengan variabilitas kekuatan dan kecepatan fisik seseorang atau bakatnya menjadi atlet, misalnya pada kekuatan otot yang ternyata dipengaruhi oleh faktor keturunan, salah satu contoh adalah adanya variasi jenis serat otot, jika lebih banyak memiliki serat otot tipe I otot lambat (slow twitch), maka orang tersebut lebih mampu melakukan kegiatan yang berhubungan dengan ketahanan otot, tetapi sulit meningkatkan massa ototnya, sebaliknya orang dengan serat otot tipe II otot cepat (fast twitch) lebih mudah menaikkan massa ototnya, tetapi memiliki kesulitan dengan daya tahan otot.