Luwu, Rakyat News – Ustaz Aziz, begitu panggilan akrab pria bernama lengkap Ir. H. Abdul Aziz Qahar Mudzakkar, M.Si, calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan 2018-2023, mendampingi Nurdin Halid. Tiga kali terpilih sebagai senator anggota DPD RI, bukti Ustaz Aziz sudah dikenal masyarakat Sulsel.

Sosok pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar itu masih seperti dulu, sederhana. Kesederhanaan yang terus tampak, baik saat masih menjadi aktivis mahasiswa, maupun setelah menjadi senator di DPD RI.

Meski selalu tampil apa adanya, Ustaz Aziz punya keistimewaan tersendiri jika dibandingkan dengan tujuh sosok lainnya yang maju dalam Pilgub Sulsel 2018. Nurdin Halid, Agus Arifin Nu’mang, Tanribali Lamo, Nurdin Abdullah, Andi Sudirman Sulaiman, Ichsan Yasin Limpo serta Andi Mudzakkar, hanya Ustaz Aziz yang merupakan kader pondok pesantren.

“Kandidat lainnya ada yang berlatar belakang politikus, birokrat, purnawirawan atau pengusaha, tapi hanya Ustaz Aziz yang dari jebolan pondok pesantren,” ucap Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulsel Ashar Arsyad.

Ashar menilai, Ustaz Aziz sebagai kader pondok pesantren telah menunjukkan bentuk pengabdiannya selama ini. Memperjuangkan kesejahteraan bagi umat alias masyarakat.

“Beliau kembali berkompetisi di Pilgub Sulsel tahun ini, juga sebagai bentuk menjawab panggilan atau amanah menyejahterakan umat,” ucal Ashar.

Ustaz Aziz pada beberapa kesempatan pun telah menjelaskan keputusannya menerima pinangan Nurdin Halid untuk berpaket di Pilgub. Alasan ideologis menjadi pertimbangannya, bukan karena kekuasaan.

“Saya tidak murahan dalam berpolitik. Saya tidak bermaksud berpolitik untuk memperkaya diri, walau sudah tiga periode (jadi senator) sampai sekarang tidak punya rumah di Sulsel,” ungkap Ustaz Aziz saat berkunjung ke Kabupaten Bone, Kamis 1 Maret 2018.

“Ketika saya putuskan atas diskusi panjang selama enam bulan, baru kami sepakat berpasanagn, kami berpasangan bukan karena motivasi kekuasaan,” kata Ustaz Aziz menegaskan.