“Jadi sekali lagi maafkan saya jika fakta ini harus saya sampaikan. Jangan bandingkan Gowa dengan Bantaeng. Bantaeng itu daerah kecil. Hanya satu kecamatan di Gowa sudah sudah sebanding dengan satu kabupaten di Bantaeng,” bebernya.

Justru menurut IYL, jika dirinya yang memimpin Bantaeng selama 10 tahun, maka orang miskin dan pengangguran di daerah ini bisa jauh lebih berkurang. Malah memungkinkan tidak ada lagi di sebut warga miskin.

Bukan hanya terkait angka kemiskinan dan pengangguran saja, mantan anggota DPRD Sulsel ini juga menyinggung tentang investor.

“Disini katanya banyak investor yang masuk membangun industri. Seperti smelter, industri pengalengan ikan, nikel. Apakah betul itu ada?,” tanya IYL kepada warga masyarakat Bantaeng.

Masyarakat dengan antusias menjawab pertanyaan Punggawa panggilan IYL. “Tidak ada yang terealisasi itu Pak. Bohong itu. Hanya peletakan batu pertama saja tapi wujudnya tidak ada,” sahut warga yang hadir dalam kampanye tertutup IYL di Tanetea.

Mendengar hal itu, IYL menimpali dengan perkataan. “Artinya masyarakat di Bantaeng, belum sepenuhnya merdeka? Padahal ada Bupati di daerah ini justru ke Gowa lalu menyebut disana tidak meredeka,” katanya.

Padahal, fakta di Kabupaten Gowa,selama kepemimpinannya, ia dengan investor sejak awal sudah berkomitmen, bahwa industri yang dibangun di Gowa harus mempekerjakan 70 lebih persen penduduk asli, tidak boleh tidak.

Atas komitmen tersebut, akhirnya sejumlah perusahaan industri di Gowa, seperti Indofood, roti jordan dan sebagainya karyawannya lebih dari 90 persen berasal dari Gowa.

“Makanya angka pengangguran dan kemiskinan di Gowa semakin menurun,” pungkasnya.

Olehnya itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Bantaeng memberikan dan memilih IYL-Cakka pada tanggal 27 Juni mendatang di tempat pemungutan suara (TPS).