Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Syahrir menilai, penggunaan Helikopter oleh Kandidat sangat berlebihan. Hal itu juga harus dipertanggungjawabkan dalam hal pembatasan dana kampanye masing-masing pasangan calon.

“Penggunaan heli itu berlebihan saya kira. Terlepas bahwa mereka bisa pertanggungjawabkan batasan dana kampanye yang telah ditetapkn KPU, penggunaan heli tetap bisa memunculkan dugaan penggunaan anggaran yang berlebihan,” kata Syahrir, saat dimintai tanggapannya secara terpisah.

Apalagi, kata dia, di beberapa pengalaman kontestasi Pilkada sangat sulit membuktikan penyalahgunaan dana kampanye. Jika benar demikian, maka Bawaslu perlu untuk melakukan pengawasan secara ketat terhadap semua pasangan calon.

“Mesti diketahui, bahwa dari beberapa pengalaman dalam kontestasi Pilkada, sangat sulit membuktikan penyalahgunaan dana kampanye,” tegasnya.

Saat ditanya berkaitan dengan adanya tim yang sementara fokus melakukan penggalangan dana sumbangan kampanye, dia tidak ingin berspekulasi terlalu jauh. (*)