Makassar, Rakyat News – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz), disebut-sebut sebagai pasangan paling ideal. Bukan cuma karena pasangan ini merupakan kolaborasi tokoh nasionalis dan tokoh religius dengan keseimbangan program dunia dan akhirat. Lebih dari itu, NH-Aziz merupakan satu-satunya pasangan yang menyatu karena ideologi, bukan karena ‘kawin paksa’ untuk maju pada Pilgub Sulsel 2018.

Kesamaan ideologi itu menjadikan NH-Aziz senantiasa kompak, baik dalam penyusunan gagasan dan program, maupun dalam pembagian tugas. Itu sekaligus menjadi jaminan bahwa NH-Aziz tidak bakal pecah kongsi. Toh, keduanya maju atas dasar kesamaan ideologi, termasuk keinginan untuk mengabdi membangun Sulsel Baru. Tidak ada niat untuk mengejar kekayaan dan kekuasaan, apalagi untuk melanggengkan dinasti.

“Insha Allah, NH-Aziz tidak akan pecah kongsi, itu karena kami menyatu atas kesamaan ideologi, bukan yang lainnya,” kata NH, Senin, 7 Mei.

Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Golkar ini menambahkan pihaknya juga telah bersepakat dengan Aziz bahwa dalam mengambil kebijakan, semuanya dilakukan bersama. Tidak mungkin dirinya akan membuat kebijakan tanpa sepengetahuan Aziz. Begitu pula Aziz dijaminnya akan menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai aturan dan senantiasa berkomunikasi dan berkoordinasi dengannya.

“Ibaratnya NH-Aziz ini akan sama-sama menjadi gubernur dan wakil gubernur, tapi kan tidak mungkin gubernurnya ada dua, begitu pula dengan wakil gubernur. Intinya, dalam pengambilan kebijakan akan dilakukan bersama, saya misalnya tidak akan mengambil kebijakan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Aziz,”

Sementara itu, Aziz menyampaikan pecah kongsi itu kerap terjadi karena lemahnya komitmen. Dan, itu jelas berbeda dengan NH-Aziz yang telah meneken kontrak politik di depan rakyat bahwa akan menjalankan program kerja yang bermuara pada kepentingan orang banyak.