Makassar, Rakyat News – Empat juru bicara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel duduk satu meja dalam diskusi media, Pilkada tanpa hoax dan SARA yang berlangsung di Country Coffe Resto (CCR) di Jalan Toduppuli, Makassar, Selasa 8 Mei 2018.

Mereka masing-masing, Muhammad Natsir Jubir NH-Aziz, Andry Arief Bulu Jubir Agus-Tanribali, Khaeruddin Nurman ketua tim media Prof Andalan, dan Henny Handayani Jubir IYL-Cakka.

Selain itu, diskusi ini menghadirkan narasumber mulai dari akademisi Unismuh Makassar Luhur Prianto, mantan direktur cyber dari Mabes Polri Brigjen Pol. Muhammad Fadil Imran, tokoh budayawan Asmin Amin, dan narasumber dari media yakni Rani ayu, Subhan Yusuf, dan Fahruddin Palapa.

Brigjen Pol. Muhammad Fadil Imran menjelaskan pemanfaatan isu SARA untuk menggalang dukungan di Pilkada terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Karena isu SARA, kata dia, menjadi identitas sosial yang paling rentang dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu termasuk kepentingan politik di momentum pilkada.

“Pertarungan ide dan gagasan, isu Sara selalu melingkupi setiap momentum politik,” kata Fadil saat memulai pembahasan.

Parahnya lagi, kata dia, pemanfaatan media sosial terkemas rapi dengan isu SARA juga masif dilakukan. Untuk menginformasikan berita bohong atau hoax, seperti terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.

“Mengapa SARA digunakan karena rasionalitas seseorang cenderung punya keterbatasan. Ketika isu tentang agama ditiupkan maka terkadang kita cepat percaya,” jelasnya.

Sehingga, ia berharap hal serupa tidak terjadi di Pilgub Sulsel. Agar proses demokrasi berjalan sesuai dengan hati nurani masyarakat.

Diakhir acara, para narasumber bersama juru bicara pasangan calon membubuhkan tanda tangan komitmen untuk menjaga pilkada berjalan aman, lancar, bermartabat dan bebas hoax dan sara. (*)