Upaya lain menekan kesenjangan ekonomi, NH mengatakan dilakukan dengan menggelorakan gerakan koperasi dan pengembangan UMKM. Kata dia, koperasi dan UMKM dapat menjadi pilar pendorong perekonomian daerah. Untuk itu, NH-Aziz memprogramkan satu koperasi dan BUMDes tiap desa dan penciptaan 100 ribu wirausaha baru.

Kesenjangan ekonomi di Sulsel yang diukur melalui gini ratio diketahui telah menembus 0,429 atau berada di atas angka nasional 0,391. Itu mengindikasikan tingkat ketimpangan ekonomi di Sulsel terbilang parah dan mengkhawatirkan.

NH menegaskan kesenjangan ekonomi Sulsel tersebut mendesak untuk dituntaskan. Bila tidak, kondisi tersebut dapat melahirkan masalah baru yang lebih besar yakni konflik sosial. Bakal muncul kecemburuan dari kelompok masyarakat yang kurang mampu terhadap orang-orang kaya.

“Di balik pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, Sulsel menyisakan beberapa permasalahan klasik. Selain pengangguran dan kemiskinan, yang tidak kalah krusial ya kesenjangan (ekonomi). Ini tidak boleh dibiarkan berlarut, harus dilakukan upaya cepat dan nyata untuk menekan atau bahkan mengeliminirnya,” pungkasnya. (**)