Saat itu orang sudah berbondong-bondong datang untuk mengikuti DIA  terus. Filipus agak kaget juga menjawab bahwa dengan 200 dinar pun tidak cukup untuk membelikan roti untuk orang-orang itu. Andreas kemudian yang membawa seorang anak yang punya 5 roti jelai dan 2 ekor ikan. Setelah orang-orang disuruh duduk dengan tertib, “lalu YESUS mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-NYA dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki” (ayat 11). Dan setelah mereka kenyang, dikumpulkan potongan-potongan roti itu oleh para murid dan terkumpul ada 12 bakul! Semua orang baru sadar telah terjadi suatu mukjizat besar, maka berkatalah mereka : “DIA ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia” (ayat 14). Dan ketika mereka ingin memaksa DIA untuk dijadikan raja, YESUS  lalu pergi menyingkir ke gunung seorang diri untuk berdoa. – Menurut  pandangan kita masing-masing, mengapa justru YESUS menyingkir?

Dengan renungan minggu ini, maka Palebangan mantapkan diri untuk meneruskan perjuangan pada masyarakat melalui pemilihan Calon Legislatif di DPRD Luwu Utara melalui Partai Nasdem nomor urut 5 dan Palebangan nomor urut 2.

” Penggadaan roti di suatu Bukit adalah mukjizat kasih. Peristiwa ini terjadi karena kasih : “IA melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah Hati-NYA  oleh belas kasihan kepada mereka …”(Mat. 14: 14). Dan peristiwa ini terjadi berkat  kasih seorang anak  kecil yang rela memberikan bekalnya itu. Dengan hanya 5 roti jelai dan 2 ekor ikan bisa mengenyangkan lebih dari 5000 orang dan masih sisa 12 bakul!  Luar biasa! Puji TUHAN! Dengan hanya memberi dan berbagi dengan iklas meskipun hanya kecil dan sedikit –  orang dapat membuat mukjizat, yaitu menciptakan keadilan dan kesejahteraan!