JAKARTA, RAKYAT NEWS — Anggota Komisi IV DPR RI, Azikin Solthan menjadi juru bicara fraksi Partai Gerindra dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) komisi IV bersama BUMN klaster pangan. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan sejumlah persoalan dalam klaster pangan di berbagai daerah. Termasuk di Sulawesi Selatan.

Sejumlah BUMN dalam klaster pangan hadir dalam rapat tersebut. BUMN itu di antaranya adalah PT RNI, PT Pertani, Berdikari, Sang Hyeng, PT Garam, Perikanan Nusantara dan Perikanan Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Azikin Solthan membeberkan sejumlah permasalah yang terkait dengan klaster pangan. Salah satu di antaranya adalah persoalan pupuk yang disampaikan kepada PT Pertani. Sekedar diketahui, PT Pertani adalah salah satu BUMN yang memproduksi dan mendistribusikan pupuk di Indonesia.

Dia mendorong agar PT Pertani untuk memikirkan dan mengembangkan pupuk berkualitas di tengah kebijakan pemerintah yang mulai mengurangi pupuk kimia subsidi.

“Saat ini kebanyakan petani enggan untuk menggunakan pupuk organik karena menganggap bahwa pemakaian pupuk organik belum mampu menghasilkan produksi seperti pemakaian pupuk kimia. Untuk itu Fraksi Partai Gerindra meminta PT Pertani untuk serius memikirkan dan mengembangkan pupuk organik yang berkualitas dan dapat digunakan oleh petani secara massif,” jelas dia.

Dia juga meminta kepada PT Garam (Persero) untuk ikut membantu pemerintah menekan impor garam. Salah satunya dengan melakukan penyerapan garam rakyat.

Dia menyebut, salah satu masalah utama penyerapan garam rakyat adalah kualitas yang tidak memenuhi standar kebutuhan industri. Pada tahun 2020 sebanyak 738.000 ton garam rakyat tidak terserap oleh industri, dikarenakan stadar kadar Natrium Klorida (NaCl) yang dibutuhkan oleh indusri sekitar 94 persen-96 persen.

Dia juga menyinggung petani garam di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dia menyebut, petani garam di Jeneponto juga merasakan dampak negatif dari impor garam.