“Di Dapil saya di Jeneponto, masyarakat di sana menjerit ketika pemerintah impor garam,” kata dia.

Dia lalu mengajak kepada PT Garam (Persero) untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia petani garam. Dengan begitu, hasil produksi garam bisa menjadi lebih meningkat.

“Kebijakan pemerintah harus berpihak kepada petani garam kita. Ini harus segera kita lakukan untuk mendorong peningkatan produksi garam sesuai standar industri,” jelas dia.

Azikin Solthan yang menjadi juru bicara Fraksi Gerindra juga meminta kepada Perum Perikanan Indonesia untuk membuka akses bagi nelayan daerah yang memiliki potensi perikanan yang diminati internasional untuk kemudahan akses pasar.

“Sekaligus mempermudah modal untuk sektor swasta terutama pihak swasta yang membantu komunitas perikanan daerah atau petambak lokal,” jelas dia.

Dalam kesempatan itu, BUMN Klaster pangan ini juga menyampaikan kepada komisi IV untuk menjadi sebuah perusahaan holding. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan menjadi induk holding perusahaan BUMN pangan dan beranggotakan perusahaan negara yang berada di sektor yang sama.

Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi berharap holding ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari DPR RI sampai dengan kementerian terkait. Saat ini progresnya juga sudah dibahas secara intens dengan kementerian terkait.

“Kita mau BUMN holding klaster pangan dapat dukungan, terbentuk maksimal pada kuartal III tahun ini di September. Saat ini kita laporan klaster pangan belum terbentuk holding pangan tapi sudah dibahas pada kementerian terkait dengan intens,” jelasnya.(*)