MAKASSAR, RAKYAT NEWS – Saat ini telah memasuki tahun politik, Bakal Calon Legislatif atau Bacaleg mulai bermunculan melakukan sosialisasi.

Jika dicermati itu-itu saja “Jualannya”. Memperjuangkan nasib rakyat kecil, namun nyatanya hari ini masyarakat harus turun ke jalan menagih janji-janji palsu itu.

Ya. Tidak semua mereka yang sudah duduk manis sebagai pemegang otoritas disana ingkar janji, tetapi mengapa masyarakat kecil yang dulunya menitipkan kepercayaan harus turun ke jalan.

Tentu ini menjadi pertanyaan besar. Tidak bisa dipungkiri negeri ini dikuasai partai politik dan orang-orang bermodal yang tentunya harus berhitung untung rugi dalam membuat kebijakan.

Sudah sepuluh tahun, negeri kita tercinta ini dikuasai dua golongan partai yakni partai pemilik modal dan partai agamais. Tidak ada yang salah dengan dua golongan partai ini. Dimana partai golongan bermodal harus menjadi penopang kemajuan perekonomian negeri.

Dan partai Agamais harus hadir menjadi pengontrol moral dan akhlak bangsa sebagaimana jelas diatur dalam Sila Pertama Pancasila “Ketuhanan yang Maha Esa.”

Terlepas dari semua itu, apakah ada yang peduli dengan “Mesin” penggerak ekonomi bangsa ini yang bernama pekerja dan butuh. Dan akan ada yang peduli dengan masyarakat miskin kota?

Berideologi kan Pancasila Partai Buruh dengan nomor urut 6 hadir menjawab persolan-persolan yang dihadapi kaum pekerja, kaum buruh dan masyarakat miskin kota.

Namun yang lebih menarik lagi, seorang jurnalis yang telah mengabdikan diri lebih dari 20 tahun. Dan selama karirnya tidak mau menyentuh dunia politik, kini hadir dan menjadi keluarga besar partai buruh kota Makassar.

Irwan, S.H. atau akrab disapa Iwan Mapparenta nama wartawan itu. Saat saat menyampaikan alasannya terjun di dunia politik cukup sederhana.