RAKYAT NEWS, JAKARTA – Pengamat politik dari lembaga Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan bahwa Anies Baswedan dianggap tidak diusung oleh PDIP untuk Pilgub DKI Jakarta karena ada kekhawatiran akan dampaknya terhadap Pilpres 2029.

Agung menyatakan bahwa Anies kemungkinan akan menggunakan posisi Gubernur Jakarta sebagai modal untuk Pilpres 2029. Hal ini bisa menyebabkan hubungan negatif antara Istana, yang pada kasus ini merupakan Prabowo Subianto, dengan PDIP di masa mendatang.

“Faktor eksternal karena ada kekhawatiran kalau Anies ini dimajukan juga akan ada relasi yang negatif dengan Istana, dalam konteks ini bukan saja Istana Merdeka tapi juga Istana Hambalang ya. Karena Anies berisiko ya menjadi lawan Prabowo di 2029 kalau tetap mendapat panggung di Jakarta,” kata Agung, dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (28/8).

Menurut Agung, Anies masih dipandang kontroversial di internal PDIP sehingga tidak mendapatkan dukungan dari partai tersebut.

Ia menekankan bahwa PDIP masih mengingat konflik dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 yang dipenuhi dengan pertarungan politik identitas saat itu.

Pada pemilihan tersebut, Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno didukung oleh PKS dan Gerindra dan berhasil menang melawan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDIP. Peristiwa tersebut membuat PDIP enggan mendukung Anies.

“Karena ada soal 2017 yang serius terkait politik identitas maupun primordial yang mengemuka gitu jadi di internal PDIP berharap nama Anies ini memang tidak dimajukan,” kata dia.

Agung melihat sedikit kemungkinan bagi Anies untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta, namun ia menyebut bahwa peluang Anies dapat muncul jika PKB memutuskan untuk mendukungnya dan meninggalkan Ridwan Kamil-Suswono.

PKB telah memperoleh suara signifikan dalam Pemilu DPRD DKI Jakarta 2024 sehingga memiliki potensi untuk mengusung calonnya sendiri dalam Pilgub DKI Jakarta dengan syarat ambang batas sebesar 7,5 persen.