RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Dua pengamat politik, Dr Andi Ali Armunanto dan Dr Abdi menilai money politik atau politik uang tidak menarik digunakan untuk menggaet kemenangan di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2024.

Ali Armunanto mengaku pernah melakukan penelitian terhadap anggota dewan terpilih periode 2024-2029 terkait penggunaan money politik untuk kemenangannya.

“Terkait money politik, saya kemarin coba lakukan penelitian terhadap anggota dewan yang terpilih. Ada yang mengaku membagikan amplop sebanyak 20 rb, tapi hanya mendapat 4000 suara,” kata Ali yang juga Dosen Universitas Hasanuddin di diskusi Komunitas Jurnalis Politik (KJP), Rabu (25/9/2024).

Atas dasar itu, Ali mengungkapkan bahwa money politik untuk Pilwakot Makassar akan hanya merugikan Paslon untuk berkontestasi. Ini akibat dari penggunaan digital secara kreatif untuk memasifkan perhatian pemilih di Kota Makassar.

“Kalau teknologi ini dimanfaatkan secara baik akan mengubah konstelasi politik di Pilkada ini. Ini yang akan mempengaruhi kampanye manual mengalami kerugian,” tambah Ali.

Sedangkan pengamat politik Unismuh Makassar, Dr Abdi berpendapat bahwa sebab dari tidak efisiennya penggunaan money politik di Pilwalkot Makassar berdasarkan rata-rata pemilih di Kota Daeng masih dalam kategori pemilih cerdas.

“Di Makassar itu pemilihnya cerdas. Salah satunya cerdas dalam menggunakan kreatifitasnya di platform digital. Sehingga ini menjadi fungsi money politik tidak signifikan,” jelas Dr. Abdi.