RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Kondisi politik di Kota Makassar menjadi sorotan karena hingga saat ini belum ada partai yang mendeklarasikan calonnya untuk Pilwali Kota Makassar 2024.

Pengamat Politik dan Akademisi Universitas Muhammadiyah Makassar, Luhur A Prianto menganggap itu sebagai hal yang wajar. Alasannya, ia menilai partai politik untuk Pilwali Makassar masih menunggu momentum yang sama halnya dengan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan yang menunggu keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

“Dinamika politik Sulsel itu selalu terkoneksi dengan politik nasional, termasuk kota Makassar. Tapi kalau kita bicara Pilwali Makassar tunggu dulu. Karena kita menunggu formasi koalisi di Pilgub Sulsel, karena akan sulit kalau berbeda koalisi di pusat, provinsi dan kota,” kata Luhur.

Hal itu dikatakan Luhur dalam diskusi politik yang digelar Komunitas Jurnalis Politik (KJP) di Lapak Kopi Abangda, Makassar pada Jumat (12/7/2024).

Menyambung bahasan Luhur, CEO PT Duta Politika Indonesia, Dedi Alamsyah, mengatakan bahwa sangat disayangkan jika parpol tidak mengusung kadernya sendiri untuk Pilwali Makassar.

“Yang fatal adalah parpol tidak mengusung kadernya. Tapi lebih salah lagi, kalau kadernya diusung baru bikin malu,” lugas Dedi Alamsyah.

Maka dari itu, Dedi berkesimpulan bahwa fenomena politik yang sekarang terjadi menjelang Pilwali ini mengindikasikan kualitas politik yang menurun.

“Sekarang susah mendapatkan kontrak rekomendasi partai. Bayangkan satu kursi harganya 1 Miliar. Pilwali ini kualitasnya turun, malah harganya naik. Karena minim sekali partisipasi masyarakat dalam Pilwali ini, ini alasan kualitas pilwali kita menurun,” ujarnya.

“Harusnya bulan ini kandidat fokus di masyarakat, malah masih sibuk urus rekomendasi partai,” imbuhnya.