“Jadi apa yang mereka tunjukkan adalah bagian dari perjalanan politik mereka menuju Pilgub Sulsel,” kata Nurmal.

Terpisah, Pengamat Politik Asratillah berpendapat, semua kandidat kepala daerah termasuk gubernur, sedang melakukan penjajakan dalam tiga hal.

Pertama, melakukan penjajakan kepada parpol-parpol yang ada. Bagaimanapun parpol menjadi salah satu faktor penentu jadi tidaknya seorang figur maju dalam pemilihan gubernur Sulsel mendatang.

Penjajakan kedua adalah penjajakan kepada sesama bakal kandidat. Termasuk dalam hal ini adalah antara Danny Pomanto dengan Panglima Ta’.

“Bagaimanapun keduanya memiliki modal elektoral yang cukup bagus maju dalam kontestasi pilgub nanti,” ujarnya.

Secara geopolitik, Danny Pomanto diuntungkan dengan Kota Makassar yang memiliki jumlah pemilih sejuta lebih.

Begitu pula dengan Panglima Ta’ yang notabene eks Pangdam Hasanuddin dan memiliki modal kultural yang cukup bagus, sehingga secara geopolitik keduanya bisa saling melengkapi.

Sedangkan penjajakan ketiga adalah kepada para pemilih. Bagaimanapun pemilihlah yang akan memberikan suara, semua bakal kandidat mesti sudah memulai memperkenalkan dirinya pada khalayak dan meninggalkan kesan positif.

“Dari beberapa riset yang pernah kami lakukan, nama-nama yang mencuat ke permukaan adalah figur seperti Andi Sudirman Sulaiman, Danny Pomanto, Andi Muhammad (Panglima Ta’), Andi Amran Sulaiman, Ilham Arief Sirajuddin, Adnan dan Taufan Pawe,” bebernya. (*)